Deskripsi
Membongkar perspektif yang keliru, sama sulitnya dengan mengukir sejarah dari perspektif perempuan. Oleh karena, sudah ribuan tahun lamanya dominasi cara berpikir maskulin bersemayam di dalam perspektif dan produk pengetahuan manusia. Tulisan salah satunya. Kekuatan bahasa lisan masih dominan dibandingkan tradisi menulis kita. Dalam hal ini, menulis esensinya ialah menarasikan rasa, karsa, kehendak, pergumulan, pengetahuan dan perpektif perempuan dalam bentuk teks atau tertulis, yang bisa menyimpan memori dalam kurun waktu yang lebih lama ke masa depan. Pengalaman yang diungkapkan kemudian menjadi pengetahuan baru yang bisa menginspirasi perempuan lainnya. Kekuatan tulisan perempuan ada pada pengalaman diri sendiri yang otentik dan kesadaran kritis yang tampil dalam kemampuan berefleksi sesuai konteks dunia kehidupannya yang multi dimensional.
Untuk memperoleh pengetahuan baru itulah, Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia Beragam (Bersih, Berdaulat, Adil Gender dan Majemuk) menaruh perhatian serius guna menumbuhkan lebih banyak lagi penulis pemula. Lomba Menulis bertajuk “Andai Aku Jadi Pemimpin Perempuan” adalah ruang penjaringan penulis-penulis pemula baik dari segi usia maupun pengalaman terlibat dalam isu perempuan. Kompetisi menulis memang tidak terlalu banyak tersedia, apalagi yang memberikan ruang bagi perempuan akar rumput dan tentu anak-anak muda yang hidup di luar jangkauan kota metropolitan, di mana tradisi oral masih sangat kuat, sehingga menulis sering menjadi momok menakutkan. Kalau berbicara seperti air mengalir, namun kalau menulis seperti orang melahirkan, sulit mengeluarkan gagasannya.